1 Desember kemaren, hari AIDS sedunia. Tiap tahun kita diingatkan bahaya dari penyakit yang ruar biasa ini. Kampanye untuk mencegah penularan tak henti-hentinya dikumandangkan-kayak adzan aja. Ada 12 langkah terpadunya WHO ma UNODC brupa program pengurangan dampak buruk alias harm reduction. Inti programnya adalah pendidikan perubahan perilaku bagi kelompok masyarakat, ketrampilan penggunaan peralatan pencegahan HIV/AIDS termasuk kondom, penyediaan layanan kesehatan berupa layanan jarum suntik steril, program terapi substitusi oral, perawatan, pengobatan dan dukungan bagi penasun yang sudah terinfeksi HIV (Republika, 2006). Weleh...weleh, apaaa itu. Tapi nyatanya jumlah penderita juga terus menerus bertambah. What’s wrong?
Dalam buku Sexual Transmitted Diseases, HIV atau Human Imonudefisiensi Virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Sedangkan kumpulan gejala akibat lumpuhnya sistem kekebalan tubuh dikenal dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome atau AIDS (Holmes, 1999). Sampai saat ini lum ditemukan obat yg dapat membunuh virus ini, artinya penyakit ni masih belum bisa disembuhkan. Kita hanya bisa mencegahnya.
Penyebaran HIV bisa lewat interaksi dengan cairan tubuh penderita. Banyak pihak mengklaim bahwa penyebaran virus ini hanyalah lewat darah dan cairan kelamin. Padahal, faktanya virus ini dapat hidup di dalam seluruh cairan tubuh. Wicks. Meskipun kadarnya beda-beda. Sebesar 18.000 partikel/ml dalam darah, 11.000 partikel/ml dalam semen, 7.000 partikel/ml dalam cairan vagina, 4.000 partikel/ml dalam cairan amnion dan 1 partikel/ml dalam saliva (Aditiawati, 2006). Jadi smua cairan tubuh penderita berpotensi menularkan virus ini. Namun, dg kadar yg cukup kecil bisa jadi infeksi memang akan berlangsung lebih lama.
Gimana dengan transmisi/penyebaran penyakit ini?
Di kota kita tercinta ini, pasien HIV/AIDS pertama di RSSA adalah seorang homo, tahun 1998. Memang orang yang beresiko kena HIV/AIDS adalah para pelaku seks bebas, pengguna narkoba, khususnya yang suntik, PSK, waria, pelanggan dan pasangannya. Ati-ati. Lewat jalan lain ga sampai 5% aja. Makanya jgn ndeketi apalagi coba-coba hal itu.
Remaja beresiko tinggi kena HIV/AIDS lho...
Di Surabaya aja, tahun ini ada 8 pasien baru yang usianya 15-19 tahun. Dan 51 pasien baru usia 20-24 tahun. Mereka tertular karena mereka melakukan free sex dan narkoba. Ini adalah penyebab utamanya. 2 faktor ini saling bersaing. Data KPAD Surabaya, untuk bulan ini faktor terbanyak karena free sex. Sebagian adalah korban pernikahan dini karena MBA alias Married By Accident. Karna tergoda nafsong dan syaiton dengan berani-beraninya mendekati zina alias pacaran akhirnya berbuka seblum waktunya. MBA, akhirnya dinikahin. Eh, pas anaknya lahir terdeteksi kena HIV/AIDS. Usut punya usut, ternyata dulunya yang cowok seorng junkist. Dan dia g pernah crita ke yg cewek ttg junkistnya itu, cz pas pacaran yg ditampakin yg manis-manis aja. Akhirnya semuanya ketularan.
Tahun 2005-2007 ini penderita HIV/AIDS kota Malang sudah sekitar 378. (Radar Malang 1/11 2007). Ditambah penderita HIV/AIDS kabupaten sebanyak 779 penderita positip. Ini hanyalah data via VCT (penderita mendatangi klinik VCT). Jumlah penderita yang belum lapor dimungkinkah lebih banyak, bahkan dimungkinkan berkali-kali lipat dari jumlah penderita yang sudah terdata. Salah seorang anggota KPA kabupaten malang mengatakan bahwa dari 100% orang yang beresiko kena AIDS, masih ada 80% orang yang belum terdata alias belum datang ke klinik VCT. Artinya jumlah yang 779 adalah 20%nya saja. Wuihh...
Hubungan seks dan narkoba merupakan transmiter yang dominan dalam penyebaran HIV AIDS. Di Sumatera Utara hingga tahun 2006 terdapat 213 penderita AIDS. Sebanyak 102 kasus diantaranya atau 48 % tertular karena faktor hubungan seksual. Sedangkan 96 kasus atau 45% tertular karena faktor penggunaan narkoba. Dan sisanya sebanyak 15 kasus atau 7 % saja terjadi karena faktor transfusi darah dan penyebab lain (www.bkkbn.go.id). Pengguna narkotika yang mengikuti tes HIV gratis yang diadakan Pokdisus AIDS FKUI/RSUPNCM ternyata 33% terinfeksi HIV. Bahkan suatu survei di sebuah kelurahan di Jakarta Pusat yang dilakukan oleh Yayasan Pelita Ilmu menunjukkan 93% pengguna narkotika terinfeksi HIV (situs.kesrepro.info). dan biasanya para junkist ini kan g sadar kalo lagi ngfly, akhirnya mereka jg free sex. Jadi penulurannya g mlulu lewat jarum suntik yg mreka pake. Para junkist dg narkoba jenis lain (yg g suntik, misalnya pil, bubuk delele) jg bpotensi kena hiv/aids.
Dengan berbagai penyebab tersebut beberapa upaya dah dilakukan pemerintah maupun LSM-LSM peduli HIV AIDS. Namun sayangnya, beberapa langkah justru malah MENINGKATKAN sekali lagi MENINGKATKAN penyebaran atau bahkan menimbulkan problem baru. Kok bisa seh?
Salah satu upaya tersebut adalah sebagaimana tertuang dalam 12 langkah terpadu harm reduction yaitu ketrampilan penggunaan peralatan pencegahan HIV AIDS termasuk kondom. Kampanye penggunaan kondom untuk mencegah HIV/AIDS selalu dilakukan tiap tahun. Meski begitu jumlah penderita tetap saja meningkat. Dari diskusi saya dg bbrapa LSM menyatakan bahwa hal itu terjadi karena penggunaan atau pemasangan kondom yang tidak benar. BENARKAH??
Selama ini kondom diklaim mampu mencegah HIV/AIDS. Padahal secara perhitungan matematis dengan membandingkan diameter kondom dengan ukuran virus, jelas klaim ini telah runtuh. Dalam konferensi AIDS di Chiang Mai Thailand (1995) disebutkan bahwa pori-pori kondom memiliki diameter 1/60 mikron, sedangkan ukuran virus 1/250 mikron. Jika dihitung dengan rumus luas lingkaran (hayo gimana rumusnya?coba buktiin), perbandingan ukuran luas kondom dan virus adalah 22:1. Artinya virus akan dengan mudah menerobos pori-pori kondom. Ibaratnya bola sepak yang dengan mudah masuk ke dalam gawang, apalagi gak ada kipernya. Belum lagi jika kondom meregang. Tentu ukuran porinya akan jauh lebih besar. Sehingga kampanye penggunaan kondom pada hakekatnya adalah kampanye untuk ikut serta menyebarkan HIV AIDS. Sebagaimana yang dikatakan oleh seorang pakar AIDS, R. Smith (1995) bahwa penggunaan kondom untuk pencegah virus HIV AIDS sama saja dengan mengundang kematian, beliau berpendapat bahwa pencegahan penyebaran virus HIV AIDS seharusnya dilakukan dengan menghindari hubungan seks di luar nikah.
Sehingga jangan ampe kampanye pencegahan AIDS ini, digunakan untuk mengkampanyekan seks bebas. Yang pastinya akan nambah jumlah penderita. Sudah banyak korban yang berjatuhan, apa kita mau jumlah ini terus bertambah ?MAU ? MAU?
Selain kampanye penggunaan kondom, pencegahan HIV AIDS juga dilakukan dengan mengkampanyekan penggunaan jarum suntik steril atau narkoba substitusi (narkoba non suntik). Tentu saja alasannya karena sebagian besar penderita HIV AIDS adalah pengguna narkoba, terutama narkoba suntik. Dan alasan ini jelas g logis. Pertama, karena bisa jadi pengguna narkoba suntik memang tidak terkena HIV AIDS, namun mereka akan tetap jadi pecandu narkoba. Bukankah narkoba juga sesuatu yang berbahaya, karena narkoba merusak tak hanya secara fisik tapi juga mental generasi. Kedua, 80% awal terjerat narkoba dan kekambuhan adalah karena terbujuk teman-temannya, serta para junkies biasanya memiliki peer group dengan anggota 9-10 orang (Hawari, 2004). Dimungkinkah para junkies tidak menggunakan jarum sendirian karena kuatnya ikatan kebersamaan diantara grupnya. Biarpun dikasi jarum suntik steril, mreka te2p tuker2an pas lagi fly, kan lgi g sadar. Apapun dapat mereka lakukan tanpa disadari. Sekali lagi, bisa jadi mereka akan saling bertukar jarum atau bahkan melakukan free seks. Ini akan menjadi lingkaran setan yang justru memperparah keadaan.
Trus gimana dong ...
Bagaimana dengan perlakuan terhadap ODHA (Orang Dengan HIV AIDS)?
Sebagaimana penjelasan di atas, bahwa semua cairan tubuh ODHA berpotensi untuk menularkan virus ini. Sehingga harus dilakukan isolasi/karantina kepada ODHA. Sebagaimana penyakit menular lain maka tindakan untuk menghentikan penyebaran penyakit adalah dengan isolasi. Mengumpulkan penderita di suatu daerah tertentu dengan fasilitas hidup dan pengobatan yang memadai. Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasululloh pada saat terjadi wabah penyakit pes. Rasululloh bersabda,”Apabila kamu mendengar ada wabah pes di suatu negeri, maka janganlah kamu memasukinya dan apabila wabah itu berjangkit sedangkan kamu berada dalam negeri itu, janganlah kamu keluar melarikan diri ((HR. Ahmad, Bukhori, Muslim dan Nasa’idari Abdurahman Bin Auf).
Dan bagi penderita HIV AIDS tidak perlu merasa terbuang atau kehidupan sudah berakhir. Dari Atha Ibnu Abi Rabbah, ia berkata; telah berkata kepadaku Ibnu Abbas ra., apakah tidak perlu aku memperlihatkan kepadamu seorang wanita penghuni surga?aku berkata, “Tentu saja sangat perlu”; maka Ibnu Abbas berkata:Dia adalah wanita yang hitam ini. ia datang kepada Nabi saw. Seraya berkata, “Ya Rasululloh!, aku biasa terkena ayan dan aurotku suka tersingkap karenanya, maka berdoalah kepada Alloh untukku (kesembuahnku)”. Rasululloh bersabda, “Jika engkau mau bersabar, maka bagimu surga. Tapi jika engkau mau, maka aku akan berdoa kepada Alloh agar menyembuhkanmu”. Wanita itu berkata, “Aku akan bersabar saja. Tapi aurotku suka tersingkap, maka berdoalah untukku agar aurotku tidak tersingkap”. Kemudian Rasululloh saw berdoa untuknya. (Mutafaq ‘alaih). So, Dia bsabar dg tetap dg ayannya, dan aurotnya tdk tersingkap
Jadi perangi AIDS dengan say ...
NO FREE SEKS, NO DRUGS !!!
Dan pemerintah kudu tegas dan ikut berpartisipasi secara kongkrit. Dengan hilangkan pornoaksi dan pornografi. Karena sebagian besar pelaku freesex didorong oleh tontonan dan kehidupan yang taqrobuz zina alias mendekati zina. Juga g cuman say no to freeseks. Tapi juga tutup lokalisasi. Sensor ketat film2 porno, dg stndar porno islam, yaitu nampaknya aurot.
Jgn lupa, kita sbg individu, jg mesti sadar. Semaikan iman di diri qt, di kelas qt, diskolah qt, dirmh qt, di negri qt dan dibumi qt. Coba renungi, kekuatan iman pada hadist brikut ni.
Dari bapaknya abu buraidah:Saat itu, kami sdg du2k mnikmati minuman di atas pasir, saat itu kami b3 atau br4. kami memiliki kendi besar dan meminum khomr (minuman keras) krn masih dihalalkan. Kemudian aku berdiri dan ingin menghampiri rasululloh saw. Lalu aku mengucapkan salam, tiba-tiba turun ayat “wahai orang-orang beriman sesungguhnya khomr dan judi .....maka berhentilah kamu (dari perbuatan itu). Maka aku dtg kpd shahabat2q yg sdang minum khomr dan membacakan ayat tsb. Perawi hadist mengatakan : sebagian di antara mreka minumannya msih ada ditangannya, sbagian telah diminum, dan sbagian lagi diwdahnya. Ada jg yg gelasnya ada di bwah bibir atas, mreka smua menumpahkannya, jg yg ada pada kendi besar. Dan berkata:”Ya Alloh, kami telah berhenti”. Wuihhh, luar biasa mereka. Tanpa bnyak pertimbangan, misalnya eman2 tinggal sgentong, dihabisin dulu ya ato yg tinggal neguk aja. Glleek. Padahal ya sama, sbenernya mreka jg ketagihan kan. Tapi iman mereka menghalangi smua itu. Kita jg bs, kan kita jg manusia. Sama kayak mreka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar