Assalammu'alaykum WR WB

Selamat Datang, Saudaraku...

Kamis, 08 Januari 2009

Ramadhan, Moment Sense of Care

Ada yang berbeda pada iklan-iklan televisi di Bulan Ramadhan ini. Beberapa iklan begitu menggugah sense of care kita. Bahkan bisa membuat mata menjadi berkaca-kaca. Iklan seorang Bapak yang rela berbagi makanan buka puasa, menyindir kita tentang kepedulian. Meski kesulitan ekonomi, tapi ia masih bisa berbagi.

Kondisi ekonomi yang sulit bisa mendorong masyarakat menjadi individualistik. Sering terlontar, ”Saya sendiri kesulitan, kenapa harus mengurusi urusan orang lain” atau ”Itu urusan dia, kenapa tidak mencari pekerjaan yang menghasilkan banyak uang” dan sebagainya.

Tetapi, puasa ramadhan mengajarkan manusia tentang kepedulian. Dengan merasakan lapar, diharapkan muncul sense of care kepada mereka yang sering kelaparan. Akhirnya, yang mampu memperbanyak sedekah kepada yang tidak mampu.

Betapa indahnya jika kita bisa saling berbagi, bahkan saat kita sendiri dalam kondisi sulit.

Sedangkan ketidakpedulian memang tidak sesuai dengan budaya kita. Bahkan masyarakat kita terkenal dengan sifat kegotong-royongannya.

Sikap ketidakpedulian akan sangat berbahaya jika terjadi pada sebuah masyarakat. Karena manusia adalah makhluk sosial. Jika antara manusia yang satu tidak peduli dengan manusia yang lain, maka akan terjadi damage pada struktur masyarakat. Bagaimana bisa?

Karena tidak selamanya, kepedulian diwujudkan dengan saling memberi. Atau kepedulian tidak selalu berwujud hal yang menyenangkan. Terkadang kepedulian dapat berwujud hal yang seolah tampak menyakitkan.

Jika ada salah satu anggota masyarakat yang melakukan kesalahan, maka sebagai wujud kepedulian kita terhadapnya dan terhadap masyarakat, kita wajib mengingatkan dan mencegah dia berbuat kerusakan. Tentu sesuai dengan kapasitas kita sebagai warga masyarakat. Jika kita termasuk para penegak hukum, maka kita berkewajiban mencegah perbuatan kerusakan bahkan memberikan sangsi. Ini semua adalah termasuk wujud kepedulian.

Jika perbuatan merusak orang tersebut tidak dihentikan, maka kita, orang tersebut dan masyarakat keseluruhan akan mendapatkan dampaknya.

Dalam sebuah hadist, Rasulullah mengingatkan pentingnya kepedulian diantara anggota masyarakat. ”Perumpamaan orang yang menjaga dan menerapkan batas Allah adalah laksana sekelompok penumpang kapal yang mengundi tempat duduk mereka. Sebagian mereka mendapat tempat di bagian atas, dan sebagian yang lain di bagian bawah. Jika mereka membutuhkan air, maka harus berjalan melewati bagian atas kapal. Maka mereka pun berkata, ”Bagaimana jika kami lubangi saja bagian bawah kapal ini (untuk mendapatkan air), toh hal itu tidak akan menyakiti orang-orang yang ada di bagian atas”. Jika kalian membiarkan mereka melakukan keinginan mereka itu, maka hancurlah mereka dan seluruh penumpang kapal. Tetapi jika kalian mencegah mereka, maka selamatlah mereka dan selurah penumpang yang lain” (HR. Bukhori Muslim)

Rakyat Peduli Pemerintah, Pemerintah Peduli Rakyat.

Dalam kehidupan bernegara pun harus ada sense of care. Rakyat harus peduli kepada pemerintah. Rakyat harus memperhatikan bagaimana kebijakan pemerintah. Apakah sudah benar atau belum. Sehingga masyarakat yang punya sense of care akan kritis terhadap setiap kebijakan pemerintah.

Rakyat yang kritis terhadap kebijakan pemerintah bukan berarti benci kepada pemerintah. Tetapi mereka sesungguhnya adalah orang-orang yang peduli dengan keadaan negeri.

Jika realitas politik para politisi dan pejabat sering kali mengecewakan rakyat, maka rakyat seharusnya semakin peduli dengan politik. Bukan malah tidak peduli dengan politik. Karena politik pada dasarnya adalah bagaimana pengaturan terhadap urusan masyarakat. Masyarakat harus cerdas menyikapi fenomena politik yang ada. Bahkan jika memungkinkan, rakyat turut berpolitik sesuai dengan kadar kemampuannya. Tak harus menjadi caleg, atau anggota partai, menjadi pengamat pun sudah termasuk berkontribusi dalam politik. Setidaknya bisa memberikan wacana terhadap fenomena masyarakat.

Tak hanya rakyat yang peduli dengan pemerintah. Pemerintah pun harus peduli dengan rakyat. Karena tujuan bernegara pada dasarnya adalah agar urusan masyarakat dapat diurusi dengan baik. Sehingga bisa terwujud masyarakat yang sejahtera.

Maka, setiap kebijakan pemerintah seharusnya memiliki sense of care terhadap rakyat. Ekonomi negeri memang sedang sulit, makanya negara berkewajiban mencari jalan keluarnya. Yang pasti membutuhkan usaha yang tidak ringan. Menanggung beban yang berat memang seharusnya menjadi tugas negara.

Negara harus mencari jalan keluar terhadap berbagai masalah. Mulai dari penggusuran sampai masalah krisis energi.

Jika pemerintah memang peduli pada rakyat, pilihlah kebijakan yang berpihak pada rakyat, bukan pada asing atau pengusaha saja.

Pemerintah yang punya sense of care, pasti tidak akan tega menerapkan kebijakan yang mencekik leher rakyatnya. Pemerintah yang punya sense of care pasti tidak akan tinggal diam melihat rakyatnya kesulitan mengantri minyak tanah dan LPG, tidak tega melihat penggusuran rumah rakyat demi pembangunan mol-mol dan gedung-gedung mewah. Pemerintah yang punya sense of care, pasti tidak ingin lagi mendengarkan tangisan dan hujatan rakyatnya yang meminta keadilan atas hidupnya.

Jika bapak dalam iklan televisi saja mampu berbagi dengan yang lain, meski dalam kondisi sulit. Lantas apa yang menghalangi pemerintah untuk berbagi dengan rakyatnya, yang jelas-jelas membutuhkan. Memberikan hak rakyat atas kekayaan alam yang dimiliki negara untuk kesejahteraan rakyat.

Akhirnya, Pemerintah dan rakyat yang punya sense of care, pasti tidak tega membiarkan kejahatan yang terus terjadi dan kerusakan terjadi di mana-mana. Apalagi kondisi sulit, terkadang membuat rakyat menjadi buta. Menghalalkan segala cara demi mempertahankan hidup. Tidak seharusnya ada ketidakpedulian lagi.

Maka, Ramadhan tak hanya bulan latihan bagi individu-individu untuk mencapai derajat taqwa. Tapi saatnya, mewujudkan ketaqwaan secara kolektif, ketaqwaan sosial dan negara. Dimulai dari memunculkan sense of care dalam setiap diri penduduk negeri.

(yul)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar